Figur tokoh-tokoh wayang di Giri Boga Wikasatrian
WIKASATRIAN,
pusat kepemimpinan milik sebuah perusahaan BUMN yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memadukan konsep alam dan nilai-nilai
budaya demi menciptakan para pemimpin Indonesia masa depan. Bertempat di Desa
Pasir Angin, Gadog, Ciawi, Jawa Barat, bangunan Wikasatrian berdiri kokoh
dengan arsitektur unik dan modern yang setiap fasilitasnya memiliki filosofi
tersendiri.
Filosofi yang terkandung dalam fasilitas dan struktur
bangunan Wikasatrian ini menjadi resep unik WIKA dalam menciptakan program
pembelajaran kepemimpinan berbudi luhur yang modern dan berkearifan Indonesia. Filosofi
budaya dapat ditemukan di salah satu fasilitas Wikasatrian yaitu Giri Boga. Di
ruangan ini terdapat figur tokoh-tokoh wayang yang memiliki nilai-nilai luhur
nusantara dan telah diakui UNESCO sebagai seni mahakarya dunia. Filosofi wayang
pun dijadikan sebagai representasi Wikasatrian yaitu wayang Semar yang
berkonsep amorf (tidak ada bentuk
yang sejajar) yang merepresentasikan kreativitas tanpa batas. Semar diartikan
sebagai bentuk raga yang memaknai perwujudan alam semesta yang bermuara pada
sosok tunggal berwatak sederhana, rendah hati, bijaksana, matang dan selalu
menjadi panutan yang dihormati serta disegani.
Di sisi lain, filosofi alam yang diusung pun sangat kuat
digambarkan oleh bangunan Wikasatrian yang berkonsep Ring of The Fire karena diapit oleh tiga gunung yaitu Gunung Gede
Pangrango, Gunung Geulis dan Gunung Salak. Begitu juga pada fasilitasnya
seperti Giri Wijaya yang memiliki beberapa ruangan diantaranya :
·
Giri Sasana, ruangan ini merupakan auditorium
dengan desain pintu masuk yang unik bernama pintu Tirta. Gerbang masuk Giri
Sasana ini memiliki konsep sidoderet yaitu filosofi gelombang air yang mengalir
layaknya kreativitas tanpa batas. Auditorium Giri Sasana tepat menghadap
pemandangan alam Gunung Salak dan mengambil konsep dari bagong menganga dengan
proyektor sebagai lidahnya yang menandakan kehausan akan ilmu. Selain itu,
hampir semua unsur bangunan di ruangan ini seperti atap, jumlah tangga dan lain
lain dibentuk melalui pemikiran seni kriya yang mencerminkan perpaduan teknik,
seni dan kreativitas.
·
Giri Budaya, ruangan ini tampak seperti pendapa
ruang berkumpul lesehan yang digunakan untuk berkumpul dan menjalin persilangan
budaya. Dinding ruangan terbuat dari kaca sehingga menampakkan pemandangan
hijau rumput dan pepohonan di luar gedung. Hal ini membuat suasana di ruangan
tetap segar dan lebih menyatu dengan alam sekaligus membantu merangsang otak
kanan manusia dalam berpikir.
Suasana di Giri
Budaya saat Pak Tonny menjelaskan tentang sebuah motif batik
Konsep budaya dan alam ini merupakan kombinasi resep yang
unik dalam melahirkan pemimpin masa depan. Karena dengan adanya pengenalan
budaya, program-program pelatihan dan pendidikan di sebuah pusat kepemimpinan
akan lebih mengingatkan kita pada jati diri bangsa. Sementara filosofi alam
mengajarkan kita pada sebuah pembelajaran melalui indera penglihatan dan
perasaan dalam memaknai sesuatu. (iis)
Sumber : http://www.wika.co.id
Penulis : Iis Maryasih
Kampus : Universitas Padjadjaran
Blog : magipost.blogspot.com
No comments:
Post a Comment