Hari ini aku masih membangun mimpi. Mimpi yang
masih serupa sketsa. Tak jarang sketsa itu berubah-ubah menuruti imajinasi.
Suatu tanda kelabilan remaja yang hobinya gonta-ganti hobi. Pada akhirnya, tetap saja mesti ada keputusan, mesti ada akhir
dari sebuah awalan.
Aku bukan lagi anak SD yang memiliki cita-cita
hasil contekan buku atau guru. Duduk di SMA juga belum berarti aku paham dengan
cita-cita yang pasti. Tapi setidaknya aku punya angan untuk mulai mengakari
mimpi. Mulai membangun tujuan dan belajar mengenali diri.
Aku lahir dari keluarga biasa. Bukan remaja
yang dijaga begitu ketat oleh orang tua. Itu sebabnya aku mencoba mandiri, memupuk
sendiri rasa percaya diri, berekspresi sendiri dengan imajinasi. Itulah
yang selama ini mesti aku syukuri. Kesempatan, keberuntungan, dan pengalaman.
Tumbuh menjadi seorang remaja yang cinta teknologi,
aku menyukai software dan desain. Hobiku adalah memainkan berbagai aplikasi
desain. Namun tak bisa kupungkiri, menaklukan berbagai software adalah tantangan
yang menarik. Hobi ini menjadi acuanku untuk menentukan kemana harus melangkah.
Namun, duduk di bangku SMA kelas XII tetap saja membuatku bingung, memastikan
universitas dan jurusan yang memungkinkanku berkembang.
Hidup itu untuk menentukan pilihan. Aku tuliskan
pilihan prodi Desain Komunikasi Visual, Ilmu Komputer dan Informatika dalam
list tujuanku. Jika aku memilih DKV, mungkin saja aku tak akan mendalami materi
pelajaran ke-IPA-an. Bagi seorang anak SMA jurusan IPA, aku cukup berat meninggalkan
pelajaran Fisika dan Biologi. Begitu pun jika aku memilih informatika atau ilmu
komputer. Sangat berat jika harus kuputuskan untuk tak mendalami desain
yang selama ini telah menyatu dengan imajinasiku. Namun harus kuputuskan,
akan ada pengorbanan untuk sebuah pilihan.
Aku mencoba membaca keinginan, mulai saja dengan
mencari tahu dimana tangan dan pikiranku bertingkah lihai. Ternyata, aku lebih
menyatu dengan desain. Ide kreatifku banyak tertuang dengan berkawan bersama
berbagai aplikasi desain. Tidak jarang pula hobiku ini mendatangkan uang. Sebab
itulah, aku bukannya maruk. Tapi tidak muluk-muluk juga jika seseorang bersekolah
untuk lulus dan mendapatkan pekerjaan untuk menghasilkan uang.
Hidup itu untuk disyukuri. Aku ingin bekerja
dengan pekerjaan yang membuatku nyaman dalam mengerjakannya. Percuma saja menghasilkan
banyak uang tapi tidak halal dan dari pekerjaan yang membosankan. Karena hidup
juga untuk dinikmati. Aku ingin menjadi seorang Profesional Designer. Tepatnya
menjadi editor. Baik itu editor film, animasi, ataupun desain grafis. Bekerja
di perusahaan desain ternama dan memiliki production atau creative house
sendiri adalah impianku. Untuk menjadikannya kenyataan, aku harus berjuang bersama
tekad dan kemampuan. Berusaha dinamis, inovatif, dan kreatif.
Desain Komunikasi Visual, inilah hasil sketsa
pilihanku. Prospek kerja yang menurutku menjanjikan. Sesuai dengan catatan rencana
masa depanku. Tahun ini aku telah mendaftar ke STISI TELKOM. Fasilitas yang
mendukung, contohnya dengan adanya lab berbasis i-Mac Apple membuatku semakin
tertarik. Alhasil, mulailah aku berharap dapat diterima dan berkarya di DKV
STISI TELKOM di tahun 2012 nanti. Keputusan ini kupilih dengan dukungan
orangtua dan sahabat. Orangtuaku memberi kebebasan dan kepercayaan. Aku sungguh
bangga dengan sikap mereka. Kalimat inilah yang menjadi motivasiku untuk bertekad
mewujudkan mimpi.
“Kamu lebih tahu bakatmu. Ayah dan ibu mendukungmu.
Fokus dan bersungguh-sungguhlah. Rezeki dan kesuksesan memang Tuhan yang
menentukan. Tapi itu juga bergantung dengan usaha, tekad dan niatmu untuk menggapainya.”
Sungguh aku ingin mempersembahkan kesuksesan
untuk orangtuaku. Aku ingin mempersembahkan karya nyata yang sempurna, yang
tak lagi sekedar sketsa mimpi belaka.